Kamis, 08 Februari 2018

Terjebak dalam Resin Kayu, Burung Ini Terawetkan Selama 100 Juta Tahun



KOMPAS.com -- 
Peneliti menemukan sisa-sisa spesimen burung purba yang terawetkan dalam ambar atau resin kayu. Burung purba yang diperkirakan hidup sekitar 100 juta tahun yang lalu ini setidaknya mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana kehidupan pada saat itu.


Di dalam ambar tersebut, terlihat kepala, ekor, leher burung, dan bahkan juga sayap beserta kakinya. Potongan resin pohon dengan sempurna mengawetkan bulu, daging dan kuku burung.
"Ini merupakan tampilan terlengkap dan terperinci yang pernah kami miliki dan ini sungguh menakjubkan," kata Ryan McKellar dari Museum Royal Saskatchewan, Kanada, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (9/6/2017).
Tim peneliti menduga jika burung kecil ini jatuh dalam genangan getah sesaat setelah menetas, kemudian terjebak dalam cairan mirip tar itu.
Meski peneliti belum tahu persis kandungan sesungguhnya yang mempengaruhi dalam proses pegawetan tersebut, sejauh ini yang diketahui adalah saat hewan terjebak dalam resin pohon, dia akan mulai mengeras. Selanjutnya dengan kondisi tekanan dan suhu yang tepat, resin akan berubah menjadi senyawa setengah fosil yang disebut copal.
"Kecepatan proses ini sangat bervariasi tergantung pada kondisi," jelas Brian Palmer, peneliti lain yang terlibat.
Sayangnya, meski fosil terlihat utuh, daging burung yang berada di dalam ambar kemungkinan sudah pecah menjadi karbon murni. Artinya, DNA burung sudah lama hilang.
Namun yang bisa kita pelajari dari fosil ini adalah fakta bahwa burung ini termasuk dalam Enantiornithes, kelompok burung prasejarah yang diperkirakan berevolusi bersamaan dengan nenek moyang burung modern. Namun karena beberapa alasan jenis burung ini mati bersama dinosaurus.
"Secara penampilan, mereka menyerupai burung modern, tetapi tidak memiliki sendi soket dan bola di bahu. Mereka juga punya cakar, sayap, rahang dan gigi," tambah Brian.
Penelitian ini telah di publikasikan dalam Gondwana Research.
Spesimen ambar yang berisi burung Enantiornithes(Lida Xing, Jingmai K. OConnor, Ryan C. McKellar, Luis M. Chiappe, Kuowei Tseng, Gang Li, Ming Bai)
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar