Senin, 05 Februari 2018

Bagaimana "Kendi" Roket China yang Jatuh Memberikan Bukti Bumi Bulat?

Seorang polisi di Polsek Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memegang benda yang jatuh dari udara, Selasa (18/7/2017).

KOMPAS.com
 - Seorang pembaca bernama Anto memberikan pertanyaan kepada saya terkait kasus jatuhnya sampah antariksa dari roket China, Selasa (18/7/2017) kemarin.
Pertanyaannya cukup menggelitik. "Apa jatuhnya sampah antariksa mirip kendi itu bisa memberikan bukti bahwa bumi itu bulat?"


Saya lantas bertanya kepada Thomas Djamaluddin, profesor riset astrofisika dan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa nasional (LAPAN).
Berikut jawabannya:
Bumi bulat itu terkait gravitasi. Bumi bulat karena ada gravitasi.
Gravitasi itu konsep sangat penting di alam semesta. Bumi mengitari matahari karena gravitasi. Bulan dan satelit juga mengitari bumi karena gravitasi.
Sampah antariksa adalah sisa dari proses peluncuran satelit. Sampah itu bisa mengelilingi bumi juga karena gravitasi itu sendiri.
Hukum gravitasi yang kita anut sekarang juga berlaku pada bumi bulat.
Contoh pada sampah antariksa, gravitasi membuat sampah itu mengalami evolusi orbit. Sampah antariksa yang jatuh di Agam kemarin awalnya berada pada ketinggian 22.000 km di titik tertinggi dan 200 km terendah.
Karena hambatan udara, orbit sampah itu akan terus turun. Hingga pada ketinggian 120 km, sampah itu tidak bisa mempertahankan ketinggiannya karena memasuki atmosfer padat.
Jika bumi datar, tidak bulat, maka konsep gravitasi tidak seperti yang kita pahami sekarang.
Bagaimana evolusi orbit sampah antariksa jika bumi itu datar? Sulit dideskripsikan karena hukum-hukumnya juga akan berbeda.
Kita bisa mengetahui lintasan sampah antariksa juga dan kemungkinan lokasi jatuhnya - walaupun masih dalam rentang wilayah yang luas - juga dengan prinsip-prinsip gravitasi dalam bumi bulat.
Jika bumi datar, pusat gravitasinya bagaimana? Bagaimana satelit mengorbit bumi? Jika bumi datar, maka skenario kejadian di Agam akan berbeda dari yang kita ketahui.
Punya pertanyaan lain soal sampah antariksa? Atau, ada hal-hal lain yang membuat Anda penasaran?
Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com. Saya akan meneruskan pertanyaan Anda ke ilmuwan yang menekuni bidang terkait.
Sertakan akun media sosial sehingga Kompas.com bisa memberi notifikasi ketika mendapatkan jawaban dari rekan ilmuwan.
Mari berpikir ilmiah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar